Sesungguhnya ia adalah suatu kenikmatan yang tidak akan anda jumpai di atas permukaan bumi ini kenikmatan yang lebih besar dan agung daripadanya, (yaitu) kenikmatan berupa kelembutan hati dan kesadaran untuk kembali kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Sungguh Allah Azza wa Jalla telah memberitakan, bahwa tidaklah ha...ti yang terhalang dari kenikmatan ini melainkan pemiliknya akan diancam dengan adzab Allah, Dia Subhanahu berfirman :
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. (QS.39:22).
Kecelakaan, siksaan dan bencana bagi hati-hati yang keras dari mengingat Allah. Dan kenikmatan, rahmat dan kebahagiaan serta kesuksesan bagi hati yang luluh dan takut kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Karena itu -saudara-saudaraku seaqidah-, tiadalah seorang mukmin yang jujur dalam keimanannya melainkan ia senantiasa berpikir untuk mencari jalan agar hatinya dapat menjadi lembut? (Berpikir) bagaimana supaya saya dapat memperoleh kenikmatan ini?
Maka saya mesti harus menjadi kekasih Allah Azza wa Jalla, menjadi bagian dari para wali-wali-Nya. (Yang) tiada mengenal istirahat dan kesenangan melainkan mencintai dan menaati-Nya Subhanahu wa Ta’ala (saja). Karena ia menyadari bahwa tiada terhalang kenikmatan ini, melainkan (akan) terhalang (pula) dari segala kebaikan yang banyak.
Karenanya, berapa banyak orang-orang baik yang pada sebagian keadaan dan situasi yang menimpanya, mereka membutuhkan kepada orang yang dapat melembutkan hati-hati mereka. Maka perkara hati ini merupakan perkara yang menakjubkan, dan keadaannya asing (tidak dapat diterka).
Terkadang hati merespon kebaikan, dan saat keadaannya demikian ia sangat lembut terhadap Allah Azza wa Jalla dan menyeru-nyeru kepada Allah.
Seandainya (dalam keadaan tersebut) ia diminta untuk menginfakkan seluruh hartanya karena cinta kepada Allah, niscaya akan diberikannya. Sekirannya diminta untuk menyerahkan jiwanya di jalan Allah, niscaya akan dikorbankannya.
Sesungguhnya ia merupakan sekelumit (momentum) saja, dimana Allah memenuhi hati-hati tersebut dengan rahmat (kasih sayang)nya.
Sebaliknya terdapat (pula) sekelumit-sekelumit momentum (lainnya) yang dapat merubah keadaan orang beriman terhadap Allah Tabaraka wa Ta’ala, (yaitu) sekelumit-sekelumit momentum yang mengeraskan (hati manusia). Tidaklah seorang manusia sekiranya ia melewati situasi ini (sekalipun hanya) sebentar saja, niscaya hatinya akan mengeras dan merasa sakit di dalamnya, sampai-sampai begitu sangat kerasnya bagaikan batu. Al-‘Iyadzu billah (berlindung kepada Allah dari situasi semacam itu).
Ada beberapa faktor yang melembutkan hati dan ada (pula) faktor-faktor yang dapat mengeraskan hati :
Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mempersilahkan dan mengutamakan (pembahasan ini) dengan mengarahkan kepada penjelasan-penjelasan di dalam al-Qur`an. Tidak ada (upaya menghadirkan) kelembutan hati dengan cara yang lebih agung dibanding (dengan) sebab iman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Tiada seorang hamba (pun) yang telah mengenal Rabbnya dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya melainkan hatinya akan menjadi lembut terhadap Allah Azza wa Jalla, dan (dengan sendirinya) ia akan menegakkan batasan-batasan Allah. Tiadalah ayat al-Qur`an dan hadits Rasulullah datang kepadanya melainkan ia akan mengimplementasikan dengan bahasa perangai dan tutur:
"Kami dengar dan kami ta`at". (Mereka berdo`a): ‘Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali’." (QS.2:285).
Maka tiadalah seorang hamba yang telah mengenal Allah dengan nama-nama-Nya yang baik dan telah mengenal Rabbnya -yang ditangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu, sementara Dialah yang melindungi, namun tiada yang dapat dilindungi dari (siksa)-Nya-, melainkan anda akan mendapatinya berpacu kepada kebaikan, dan berpaling dari keburukan.
Faktor terpenting yang menjadikan hati lembut terhadap Allah Azza wa Jalla dan luluh dari rasa ketakutan yang timbul karena mengenal Allah Tabaraka wa Ta’ala, dimana seorang hamba telah yang mengenal Rabbnya.
Yang Pertama :
Mengenal-Nya, bahwa tiadalah segala sesuatu di alam semesta ini melainkan hal itu mengingatkannya kepada Rabbnya. Pagi dan petang mengingatkannya akan Rabb yang Maha agung. Nikmat dan bencana mengingatkannya kepada yang Maha Penyantun dan Mulia. Kebaikan dan keburukan mengingatkannya terhadap Yang dapat (mendatangkan) kebaikan dan (menolak) keburukan, yaitu Subhanahu wa Ta’ala.
Maka barangsiapa yang mengenal Allah, hatinya menjadi lembut karena takut akan keagungan Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Sebaliknya, tidaklah anda mendapati hati yang keras melainkan anda akan menjumpai pemiliknya sebagai seorang hamba yang paling bodoh (ajhal) mengenai Allah Azza wa Jalla, dan sangat jauh untuk mengenal Allah mengenai keperkasaan dan siksaan-Nya, dan ia merupakan sepandir-pandirnya manusia mengenai nikmat dan rahmat Allah Azza wa Jalla.
Sehingga sungguh anda akan menjumpai sebagian orang-orang durhaka sudah sangat berputus asa dari kasih sayang Allah, dan merasa sangat pupus harapan dari rahmat-Nya. Kita berlindung kepada Allah terhadap situasi kebodohan mengenai Allah (al-jahl billah).
Lalu ketika ia jahil (bodoh) mengenai Allah, maka ia akan bersikap lancang terhadap batasan-batasan-Nya, lancang terhadap larangan-larangan-Nya, dan ia tidak mengenal melainkan pada malam dan siang harinya ia berbuat kefasikan dan kedurhakaan. Demikianlah yang diketahui dari kehidupannya, dan beginilah yang dapat diprediksi berkenaan dengan target keberadaan dan masa depannya.
Karena itu –Saudaraku yang kucintai karena Allah-, mengenal Allah Azza wa Jalla merupakan suatu cara (efektif) untuk dapat melembutkan hati. Sebab itu setiap orang yang anda temui memberikan pelajaran, mengekalkan tafakkur akan kekuasaan Allah. Ketika anda mendapatkan di dalam hatinya ada kelembutan, di saat itu pula anda akan mendapati hatinya khusyu` dan luluh kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala
Wassalamualaikum.... سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ ﴿285﴾ سورة البقرة فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ ﴿ سورة الزمر: 22 ﴾
0 komentar:
Posting Komentar